Peran Bimbingan dan Konseling dalam Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi Kiki Rizqi Nadratushalihah 0900783 PPB A 2009

January 17, 2010

Kiki Rizqi Nadratushalihah
0900783 PPB A 2009
A.    Latar Belakang Masalah
Dosen mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya.
Sehubungan dengan ini, G. F. Moody (Rochman Natawidjaja, 31 ; 1988) mengemukakan pendapatnya,”bahwa sesungguhnya keberhasilan dari suatu masyarakat yang teratur sangat tergantung kepada dosen. Menurutnya, dosen harus sadar, bahwa dia memberikan pengabdian yang paling tinggi kepada masyarakat.
Peranan yang demikian strategis itu akan semakin nampak, jika dikaitkan dengan kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan..dosen mengemban sekurang-kurangnya tiga tugas pokok : (Darji dalam Rochman Natawidjaja,31 : 1988):
Tugas Profesional, yaitu tugas yang berkenaan dengan profesi.yang mencakup tugas mendidik, yaitu mengembangkan pribadi mahasiswa, mengajar, yaitu mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa, dan melatih, yaitu mengembangkan keterampilan mahasiswa.
Tugas Manusyawi  (human responsibility) yaitu tugasnya sebagai manusia. dosen bertugas mewujudkan dirinya untuk menempatkan dirinya dalam keseluruhan kemanusiaan sesuai dengan martabat manusia.
Tugas Kemanusiaan (civic mission), yaitu tugas dosen sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang berfungsi sebagai perancang masa depan dan penggerak kemajuan.

Dari uraian tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar peran dosen merupakan hubungan antarpribadi, ini berarti bahwa proses belajar mengajar bukan semata-mata merupakan kegiatan instruksional. Banyak sekali efek pengiring disamping efek instruksional yang terekam oleh mahasiswa waktu terjadi belajar mengajar. Jadi, dalam belajar mengajar dosen itu selalu membimbing mahasiswanya. Dengan kata lain, saat itu dosen menerapkan peran bimbingan dalam proses belajar mengajar.

A. Konsep Serta Peran Bimbingan dan Koseling dalam Proses Belajar Mengajar
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur terpadu dalam keseluruhan dalam program pendidikan lingkungan perguruan tinggi.
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi adalah suatu proses pemberian bantuan kepada mahasiswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mahasiswa tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar. Dengan demikian, ia dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.
Bimbingan dan konseling diperguruan tinggi mewarnai seluruh aktifitas yang diselenggarakan dipergruan tinggi termasuk dalam pross belajar mengajar karena bimbingan dan konseling itu mempunyai peran yang strategis dalam megembangkan potensi manusia yang ada diperguruan tinggi.
Peran bimbingan dan konseling dalam proses belajar mengajar merupakan salahsatu kompetensi dosen yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadinya. Dalam hal ini, peran bimbingan dan konseling itu merupakan kompetensi penyesuaian interaksional yang merupakan kemampuan dosen untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik mahasiswa dan suasana belajar mahasiswa.
Peran Bimbingan seorang dosen sebagai penyesuaian interaksional dalam proses belajar mengajar yang bermakna itu dapat diartikan sebagai perlakuan dosen terhadap mahasiswa dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Perlakuan terhadap mahasiswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang lebih maju, serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.
Sikap positif dan wajar terhadap mahasiswa
Perlakuan terhadap mahasiswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan.
Pemahaman mahasiswa secara empatik
Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan mahasiswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan mahasiswa menjadi individu yang lebih dewasa.
B. Peran Bimbingan dalam Kegiatan Belajar Mahaiswa
Pribadi dosen merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa. pribadi dosen, dalam hal ini mencakup tentang mengajar, kekuatan pribadinya, serta pandangan hidupnya, termasuk pandangan kepeduliannya tentang bimbingan. Hal tersebut sangat mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa, ketika dosen memiliki pribadi yang baik, maka ia akan sangat peduli terhadap perkembangan belajar mahasiswanya. ketika dosen memiliki kepekaan, sansitivitas dan pemahaman terhadap perkembangan mahasiswa, maka akan tercipta suatu keharmonisan yang sangat baik dan akan menciptakan suasana belajar kondusif dan nyaman dalam proses pembelajaran dikelas.

C. Peran Bimbingan dalam Interaksi Dosen Mahasiswa dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar itu terdapat tiga aspek kegiatan pokok yang selalu terjadi, yaitu pengajaran, (instruction), kepemimpinan(leadership), dan penilaian(evaluation). Dalam hubungan ini, aspek kepemimpinan merupakan aspek yang sangat penting karena proses belajar mengajar merupakan pelaksanaan suatu rencana pengajaran yang memerlukan kemampuan dosen dalam memimpin kegiatan. Dalam kepemimpinan, ada unsur pokok peran bimbingan, yaitu memberi kemudahan, (facilitation) dan pemeliharaan (maintenance).
Untuk memberi kemudahan, dosen berusaha :
Menciptakan suasana kerja sama dan mempersatukan upaya didalam kelas;
Membanngun tolak ukur tindakan dan mengordinasikan prosedur kerja,
Memperbaiki suasana kelas dengan mengunakan cara penyelesaian masalah kerja:
Mengubah atau memodifikasi suasana dalam system kelas.
Untuk memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar, sepatutnya dosen menunjukkan sikap terbuka, empatik, keikhlasan (genineness), dan kemantapan emosional.
Fungsi pemeliharaan (maintenance) meliputi unsur-unsur :
Memelihara dan meningkatkan semangat mahasiswa
Menengahi pertentangan atau konflik supaya menjadi suasana yang bermanfaat.
Membantu kelompok siswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan
Mengurangi rasa tertekan (stress) dan kecemasan.
Memelihara iklim psikologi kelas supaya terjadi suasana gembira, bersemangat kerja, berkompetisi secara sehat, tiada tekanan serta terpupuk keinginan untuk maju dan berprestasi
D. Peran Bimbingan dalam Interaksi Manusiawi
Mengajar tidak hanya melimpahkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.melainkan merupakan suatu proses interksi manusiawai yang mendalam guna mengembangkan kedewasaan mahasiswa.
Hal ini menunjukkan pentingnya peranan interkasi manusiawi dalam rangka proses belajar mengajar
James E.Weigend berpendapat, “bahwa proses belajar mengajar terpusat pada diri mahasiswa dengan membangun kondisi atau suasana belajar yang menyenagkan, serta memanfaatkan kompetensi dosen, terarah pada pendidikan yang mempribadi (personaling education) melalui interksi manusiawi antara mahasiswa dan dosen.
Kondisi atau suasana belajar yang menyenangkan itu dikhususkan pada unsur-unsur berikut :
Kebebasan untuk menjelajah (explor)
Suasana belajar yang baik memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan dan cara yang bervariasi. Mahasiswa tidak diarahkan untuk hanya menggunakan satu cara dalam menyelesaikan masalah. Di kampus terkadang, dosen seakan-akan memaksa mahasiswanya untuk menggunakan satu cara saja, misalnya dalam menyelesaikan masalah fisika, dosen melatih siswanya untuk menggunakan jalan tungal yang menurut pendapatnya merupakan jalan yang paling mudah. Hal itu mungkin dapat mempercepat penyelesaian dalam mengerjakan soal-soal fisika, tetapi mahasiswa tidak diberi kesempatan untuk belajar kreatif
Waktu yang cukup untuk menjelajah
Kecukupan waktu ini disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa. Kondisi ini sangat penting,mengingat bahwa proses belajar itu menyangkut proses berpikir, dan berpikir itu memerlukan waktu. Waktu yang dibutuhkan ntuk berfikir itu berfariasi diantara para mahasiswa.
Seorang mahasiswa yang tidak cukup diberi waktu untuk berpikir sesuai dengan kemampuannya,cenderung unuk lekas putus asa.
E. Penutup
Dengan memperhatikan uraian tersebut, tampak bahwa peran bimbingan dalam proses belajar mengajar yang diwujudkan melalui interaksi manusiawi antara dosen dan mahasiswa mempunyai peran penting dalam melestarikan hasil belajar mahasiswa dalam hasil pendidikan yang mempribadi, suasana kelas yang dilatarbelakangi interaksi manusiawi itu mendorong dosen untuk bukan hanya sekedar memindahkan pengetahuan kepada mahasiswa, melainkan mendorong mahasiswa untuk belajar.
Proses seperti itu akan melipatgandakan kebermaknaan belajar bagi mahasiswa yang bersangkutan.kebermaknaan belajar bagi mahasiswa itulah yang merupakan penunjang yang sangat penting untuk mencapai prestasi belajar yang sesungguhnya. Dalam keadaan itu, belajar bukan lagi  menjadi beban bagi mahasiswa, melainkan menjadi suatu kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan Juntika A. (2006) Bimbingan dan Konseling dalam Latar Berbagai Kehidupan. Bandung : PTRefika Aditama
LN Syamsu Y dan Nurihsan Juntika A. (2005) Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Makna di Balik Bakat Haeni Sari Purwanti 0901245

January 17, 2010

Haeni Sari Purwanti

0901245

Pada dasarnya setiap individu atau setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terletak pada jenis bakatnya. Misalkan, Mohammad Ali yang berbakat sebagai pemain tinju. Ahmad Sadali yang sanggup memesonakan dunia dengan lukisan-lukisannya. Ari Tulang yang ahli dalam bidang koreografinya. Serta kepiawaian Susi Susanti, Rudi Hartono, Taufik Hidayat dalam bermain bulu tangkis.

Kita sering mendengar kata “Bakat” dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak jarang dari kita kurang memehami arti dari bakat itu sendiri. Bahkan kita sering mengartikan sama antara Bakat dengan Kemampuan. Yang sebenarnya bakat dan kemampuan itu mempunyai arti yang berbeda.

Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemempuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud (Semiawan, et al., 1984:1; Munandar, 1987:17). Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.

Bakat dan kemampuan dapat menentukan “prestasi” seseorang. Orang yang berbakat Matematika, misalnya, diperkirakan akan mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang itu. Jadi, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang, mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. Sebaliknya, belum tentu apabilaorang yang berbakat akan selalu mencapai prestasi yang tinggi.

Terwujudnya bakat seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu sebagian ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, dukungan dan dorongan orangtua, taraf sosial ekonomi orangtua, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau pedesaan, dan sebagainya. Sebagian faktor lainnyaditentukan oleh keadaan dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sejauh mana orang dapat mencapai prestasi yang unggul, banyak bergantung pada motivasinya untuk berprestasi disamping bakat bawaannya.

Anak-anak berbakat adalah anak-anak yang di tingkat persekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah, diidentifikasi memiliki kemampuan yang tinggi, baik yang sudah nyata maupun yang potensial dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, dan kepandaian khusus, kepemimpinan, dan seni (Sobur, 1991:62).

Pengamatan terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa dapat dilakuka dengan ekspresi, minat dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus atau suatu bidang studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan, mengarang, dan kejadian-kejadian di lingkungannya. Ini disertai oleh keinginan-keinginan untuk melekukan atau memperoleh sesuatu lebih dari “porsi” pada umumnya, serta untuk mendapat hasil yang sebaik-baiknya dan setinggi-tingginya. Reaksi-reaksi yang tidak pernah puas merupakan salah satu ciri dari “task commitment” yang baik, yang ditandai oleh ketekunan, kegigihan, keuletan, dan tidak mudah menyerah, suatu “pushing/will power” yang kuat sekali.

Seberapa jauh seorang anak bias disebut berbakat, sebetulnya bergantung pada keterikatan antara kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, dan tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas. Hal-hal tersebut mempunyai peran yang sama-sama menentukan. Jadi bukan kemampuan di atas rata-rata saja, tetapi kreativitas dan tanggung jawab pun sama pentingnya.

Kemampuan di atas rata-rata, tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul. Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas.

Kreativitas, seperti telah disinggung, ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativiras meliputi, baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluesan, dan keasliandalam pemikiran maupun ciri-ciri (non-aptitude), seperti rasa ingin tahu, senag mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.

Tanggung jawab, menunjuk pada semangat dan motivasiuntuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas; suatu pengikatan diri dari dalam; jadi, bukan tanggung jawab yang diterima dari luar.

Pada dasarnya setiap anak membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya, apapun bentuk kemampuan itu. “Kesempatan” memang merupakan kata kunci bagi anak-anak berbakat dan orangtuanya. Semua anak memang seharusnya mendapatkan kesempatan sebanyak yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Anak-anak berbakat umumnya dapat menemukan lebih banyak kesempatan dibandingkan dengan anak-anak bias, dan secara aktif mereka akan selalu mencari kesempatan itu.

Kesimpulan

Hal yang harus kita perhatikan bahwa anak-anak berbakat butuh diberi kesempatan untuk berkembang dengan kecepatan yang sesuai bagi mereka. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkembang menurut kecepatannya sendiri bahwa kita harus waspada akan adanya bakat yang sering terlambat berkembang. Acap kali terjadi, anak-anak tidak tahu bahwa mereka memiliki bakat dibidang tertentu.

Referensi

Sobur, Alex, 2003. Psikologi Umum, Bandung : CV. PUSTAKA SETIA.

PELAJAR SMP dan SMA MENGIKUTI BUDAYA KEBARAT-BARATAN

January 17, 2010

FATHUL ILMI

PPB A 2009 (0901103)

PENDAHULUAN

Sekarang banyak pelajar SMP dan SMA yang mengenakan seragam sekolah dengan budaya kebarat-baratan atau mengikuti gaya selebritis, biasanya mereka mempunyai gank atau kelompok temannya. Tidak sedikit pelajar SMP dan SMA bertujuan untuk menampilkan tubuhnya, atau hanya untuk dipandang orang lain karena merasa beda dari yang lain. Mereka seperti tidak merasa sebagai pelajar yang bertujuan untuk menunutut ilmu, namun sayangnya tata tertib disekolahnya itu tidak diperbolehkan mengikuti gaya selebriti, dan tidak boleh mengenakan pakaian seragam sekolah yang membentuk tubuh. Kebanyakan pelajar SMP dan SMA di kota yang mengikuti gaya selebritis atau kebarat-baratan. Karena pelajar kota dekat dengan tempat perbelanjaan (mall) dan tempat-tempat nongkrong. Oleh sebab itu diantara mereka awalnya hanya diajak temannya kemudian timbul rasa ingin mencoba, sangat tidak pantas untuk para pelajar yang bertujuan seperti itu.

1

ISI

Faktor Penyebab

Salah satu terjadinya pelajar SMP dan SMA mengikuti gaya kebarat-baratan atau mengikuti gaya selebritis, berawal dari seringnya menonoton televisi, menonoton konser musik, dan mononton film. Kemudian timbulah rasa untuk mengikuti gaya itu karena menurut dia gaya itu pantas buat seorang dia, namun dia tidak merasa bahwa dia seorang pelajar yag tugasnya menunutut ilmu. Sebetulnya boleh saja mengikuti gaya selebritis, namun hanya bisa diluar sekolah tidak dilingkungan sekolah.

Menurut Hidayatullah.com–Pergaulan anak harus menjadi perhatian orangtua untuk mencegah terjadinya segala kemungkinan yang tidak diinginkan akibat gaya pergaulan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun ajaran agama.

Akibat

Akibat mengikuti gaya kebarat-baratan atau mengikuti gaya selebritis, banyak pelajar SMP dan SMA yang dikeluarkan dari sekolahnya, karena tidak sedikit juga sekolah yang menerapkan peraruran yang sangat ketat dan tidak meperbolehkan mngenakan pakaian seragam yang membentuk tubuh.

2

Solusi

Dalam kasus ini guru BK yang harus berperan aktif dalam membenahi moral dan akhlak pelajar, misalnya diberi penyuluhan agama, dan mengembangkan pola pikirnya kearah yang positif, supaya pelajar itu mengerti bahwa dia tidak pantas untuk mengikuti gaya selebriti di lingkungan sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, Hal tersebut disampaikan  dr. Caroline, MSc, SpKj, salah seorang psikiater di Jayapura, menanggapi perkembangan gaya hidup anak muda sekarang ini yang banyak dipengaruhi budaya Barat yang tidak mendidik.

“Anak-anak, termasuk yang sudah memasuki usia remaja, merupakan fase pertumbuhan yang cukup kompleks karena pada saat tersebut aspek biologis, psikologis, maupun emosional mereka sedang berada dalam puncak perkembangan,” ujarnya.
Pada saat tersebut, anak dan remaja mudah sekali dipengaruhi lingkungan sekitar. Pengaruh itu bisa berasal dari anggota keluarga selain orangtua, teman-teman sekolah, teman bermain maupun masyarakat sekitar melalui berbagai media, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut ia, pengaruh tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Oleh sebab itu, penting bagi para orangtua memperhatikan gaya pergaulan anak-anak dengan senantiasa membentengi mereka dengan kasih sayang serta pemahaman agama dan pendidikan moral secara optimal.

3

Kesimpulan

Maraknya jaman yang semakin modern tingkah laku negatif akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh pelajar merupakan sebuah hal yang tidak bermanfat. Orang tua dan guru seharusnya harus bisa berkomunikasi dengan anak muridnya, tidak sedikit pelajar yang mengatakan kenapa dia menggikuti gaya selebritis karena tidak pernah dilarang orang tua dan gur. Kasus ini pada umumnya pelajar sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini dan guru BK harus ikut berperan dalam masalah ini . Perkembangan globalisasi mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku negatif yang dilakukan oleh pelajar

Daftar Pustaka

http://Duniapsikologi.dagdigdug.com

http://binacc.blogspot.com

http://hidayatullah.com

http://one.indoskripsi.com

DAMPAK DARI PERGAULAN BEBAS

January 17, 2010

Raden Putri Purnamasari
PPB A 2009
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.
“Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi”.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%).
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.

Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
– Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
– Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
– Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
– Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
– Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
– Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
– Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
– Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
– Kanker hati (Liver Cancer).
– Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
– Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
– Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
– Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
kesimpulan:
terjadinya awal mula pergaulan bebas berdasarkan pada
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman.
Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Keempat, Perubahan Zaman.

Referensi : http://www.google.com
http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-terjadinya-pergaulan-bebas/

MENGENAL KARAKTERISTIK ANAK INDIGO

January 17, 2010

Riana Ekawati S
0901408
PPB A 2009

PENDAHULUAN
Anak indigo merupakan generasi baru yang terlahir didunia ini. Anak ini memiliki karakteristik yang unik yang membedakan dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo ini mengindikasikan aura dalam warna kehidupan. Kata indigo sendiri diambil dari warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Indigo sendiri juga terkait dengan indera keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam diatas kemampuan orang kebanyakan. Banyak dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademis berprestasi. Anak yang mengalami indigo ini mampu menunjukan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba, serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.

PENGENALAN KARAKTERISTIK
Sekarang ini sering kita dengar tentang anak indigo, bahkan tidak jarang kita temui anak-anak dengan kelebihan ini disekitar kita. Telah banyak ahli yabg meneliti mengenai karakteristik atau ciri sifat yang membedakan antara anak indigo dengan anak normal lain. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita mengetahui tentang karakteristik dan perilaku seperti apa yang sering ditunjukan oleh anak indigo ini.
Anak indigo merupakan generasi baru yang terlahir didunia ini. Anak ini memiliki karakteristik yang unik yang membedakan dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo ini mengindikasikan aura dalam warna kehidupan. Kata indigo sendiri diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Indigo sendiri juga terkait dengan indera keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam diatas kemampuan orang kebanyakan. Banyak dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademis berprestasi. Anak yang mengalami indigo ini mampu menunjukan empati yang sangat dalam dan mudah iba, serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.
Anak indigo datang kedunia dengan berbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksesuaian yang terjadi disekelilingnya. Hal ini ditunjukan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku tehadap sistem pendidikan yang ada.
Jan Yordy seorang terapis yang menuliskan tentang anak indigo mencoba mengkategorikan karakteristik anak indigo yang sering ditemui :
– Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada dipikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua.
– Bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya.
– Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress.
Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional atau kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang lagi bagi mereka akan memiliki self esteem yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (tugas sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang terlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orangtuanya.
Anak indigo memiliki getaran energi tinggi dengan pola yang menetap, yang kenudian ditunjukan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini menciptakan perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang mengenyampingkan pemikiran logis dan proses berpikir rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih.

PENUTUP
Anak indigo adalah anak yang datang kedunia dengan berbagai misi salah satu misalnya yaitu meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksesuaian yang terjadi disekelilingnya. Hal ini bisa ditunjukan denga perilaku yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan sistem yang ada salah satu karakteristik anak indigo diantaranya:
– memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada dipikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua.
– bijaksana dan memiliki tingkat kesadarn dan kebesaran yang melebihi pengalamannya.
– secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasann depresi atau stress.

REFERENSI
Ismira dewi ( kabar indonesia )

TANAMKAN NILAI MORAL SEJAK DINI – ANISAH FADHILAH PPB KELAS A 0900965

January 15, 2010

TANAMKAN NILAI MORAL SEJAK DINI

Anisah Fadhilah 0900965
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan kelas A

Pendahuluan

Saya memilih judul TANAMKAN NILAI MORAL SEJAK DINI, karena sekarang nilai moral sudah banyak orang yang meninggalkannya. Anak tidak hanya dituntut cerdas matematika ataupun cerdas berkata-kata, tetapi juga cerdas moral, agar dapat berlaku santun di dalam keluarga kecilnya dan juga di masyarakat. Banyak orang-orang yang tidak memiliki moral yang baik, sehingga mereka berbuat sesuka hatinya melanggar aturan yang berlaku. Dengan menanamkan nilai moral sejak anak-anak, maka mereka akan mengetahui perbuatan yang benar dan perbuatan yang tidak benar. Dengan upaya menanamkan perkembangan moral sejak anak-anak, memberikan perubahan yang maksimal sehingga terbentuklah manusia yang berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab dan taat beragama.

Pengertian Moral
Moral adalah peraturan, adat istiadat, kebiasaan, tata cara kehidupan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Yusuf. 2005 : 132). Nilai-nilai moral harus kita perkenalkan kepada suatu individu sejak anak-anak. Sekarang orang-orang sudah mulai meninggalkan nilai moral, sehingga timbulah perbuatan yang tidak terpuji. Contoh : Seorang anak membunuh ibunya karena keinginannya tidak dapat dipenuhi oleh ibunya, terkadang karena masalah yang kecil apabila kita tidak mengenal moral bisa berdampak seperti contoh diatas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral Ada empat faktor yang memepengaruhi perkembangan moral anak-anak, yaitu :
1. Konsisten dalam mendidik anak, suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.
2. Sikap orang tua dalam keluarga, secara tidak langsung sikap orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan moral anak melalui proses peniruan. Contoh : sikap ayah dan ibu memperlihatkan sikap yang acuh tak acuh cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan kurang memperdulikan norma pada diri anak.
3. Pengamalan agama yang dianut, orang tua merupakan tauladan bagi anak. Orang tua yang menciptakan situasi yang agamis dengan memberikan bimbingan tentang niali-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
4. Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma. Contoh : Orang tua mengajarkan kepada anak agar berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab dan taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan perilaku yang sebaliknya. Maka anak akan menggunakan ketidak konsistenan orang tua itu sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang diinginkan oleh orang tuanya, bahkan mungkin dia akan berperilaku seperti orang tuanya.

Proses perkembangan moral
Proses perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu :
1.Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah oleh orang tua.
2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya.
3. Proses coba-coba, yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Contoh :Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman akan celaan akan dihentikannya.

Dengan kita menanamkan nilai moral sejak anak-anak, maka kita akan terbiasa dengan aturan yang berlaku agar kita tidak berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain dan diri kita sendiri.
Anak-anak perlu dididik untuk memahami nilai moral bahwa setiap tindakan dan perilakunya ada konsekwensi yang harus ia terima. Konsekwensi yang diajarkan pada anak-anak guna untuk merubah perilaku buruk anak dan sebagai alternatif pengajaran yang benar untuk menghindari tindak kekerasan pada anak. Pemahaman akan konsekwensi bagi anak hanya didapat dengan cara menegakkan kedisiplinan, pemberian konsekwensi, bukan hukuman, dan pemberian penghargaan bagi yang berprilaku baik. Konsekwensi berbeda dengan hukuman, menurut Ray Levi Ph.D (2002)

Kesimpulan

Moral adalah tata cara kehidupan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembanan moral pada anak yaitu Konsisten dalam mendidik anak, Sikap orang tua dalam keluarga, Pengamalan agama yang dianut dan Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma. Mudah-mudahan dengan menanamkan nilai moral sejak anak-anak memberikan dampak positif kepada bangsa ini, dengan menujukan sikap berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab, taat beragama dan taat akan norma-norma yang berlaku dilingkungannya.

Referensi

Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda

Borneo.2007.”Cari Ilmu “. [Online]. Tersedia : http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika- moral-dan-etiket/ [26 Oktober 2009]

e-smartschool.2000. “Pendidikan Moral Anak “. [online]. Tersedia :
http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=267&Itemid=55 [07. November 2009]

KREATIVITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP SEMANGAT BELAJAR Salma Shifatia Thursina Mahasiswa Jurusan PPB kelas A NIM: 0901268

November 24, 2009

Dalam kehidupan, kreativitas memiliki peran yang teramat penting, hingga sebagian orang kini mulai menyadari bahwa kreativitas adalah salah satu pendorong kesuksesan. Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat keterkaitan-keterkaitan yang tak terpikirkan oleh oranglain disekitar kita. Inti dari kreativitas sendiri adalah ekspresi diri. Oleh karena itu, kreativitas selalu berbeda satu sama lain, seperti sidik jari kita. Berdasarkan susunan genetika yang luar biasa rumit serta keunikan pengalaman hidup masing-masing, keberagaman setiap manusia muncul. Dan keberagaman inilah yang menjadi dasar kreativitas.
Dalam artikel ini, pembahasan mengenai kreativitas akan lebih diarahkan pada pengaruhnya terhadap semangat belajar peserta didik. Karenanya yang akan menjadi point pembahasan adalah pengertian kreativitas, keberadaan kreativitas dalam diri serta pengaruhnya terhadap semangat belajar itu sendiri.
Apakah kreativitas itu?
Sebagian besar masyarakat kita memiliki keyakinan umum, bahwa kreativitas adalah sesuatu yang dianggap merupakan sifat bawaan yang tidak bisa diolah. Karenanya hanya akan ada dua kemungkinan: Kreatif atau tidak.
Inilah yang selanjutnya akan menjadi cikal bakal asumsi-asumsi sempit lainnya tentang kreativitas. Diantaranya, ada anggapan bahwa orang kreatif adalah mereka yang unggul dalam berkarya, membuat berbagai produk, menggubah musik, melukis atau berkreasi dalam berbagai karya keindahan. Padahal, kreativitas lebih luas daripada itu. Karena kreativitas tidak hanya berbicara tentang membuat sebuah produk, tetapi lebih kepada bagaimana kita menemukan hal-hal yang luar biasa dibalik hal-hal yang tampak biasa, bagaimana kita mampu memunculkan ide-ide baru, menyelesaikan masalah dengan cara yang khas dan untuk lebih meningkatkan imajinasi, perilaku dan produktivitas kita.
Supriadi (2001) “Menyimpulkan bahwa pada intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.”
Dan ini hanya akan terjadi apabila ada interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak, bukan hanya berasal dari belahan otak kanan saja.
Irwan SGM (2008), “Bila perkembangan fungsi otak kiri dan otak kanan kita seimbang, setiap sel otak mampu berkembang mencapai kira-kira 20.000 cabang atau dendrit. Setiap lokasi rangkaian dendrit ini mampu untuk menempatkan sejumlah informasi dan fakta. Bila dihitung secara matematis maka sel otak ini akan mencapai jumlah yang begitu besar dan tidak terkira hebatnya. Bahkan para pakar otak menyatakan bahwa kemungkinan jalinan dendrit lebih banyak dibandingkan jumlah atom yang terkandung di alam semesta ini.”
Restak dalam Let’s Be Creative! menyatakan, “otak manusia dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada seluruh perpustakaan di dunia”. Karenanya otak merupakan elemen utama dalam kreativitas.
Apakah kreativitas sudah ada sejak lahir dan akan terus ada dalam diri kita?
John Kao (1996) “Kita semua memiliki kemampuan kreatif yang mengagumkan, dan kreativitas bisa diajarkan dan dipelajari”. Hasil riset menunjukkan bahwa kreativitas mulai hilang pada masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Ide orisinal sebagai wujud dari kreativitas seseorang perlahan tetapi pasti pada hampir setiap orang mengalami penurunan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Ada 2 faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan keorisinilan (kreativitas) kita, yaitu: rutinitas kerja dan aturan-aturan yang ada dalam hidup kita.
Bagaimana kreativitas dapat berpengaruh terhadap semangat belajar?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu kembali pada definisi kreativitas. Telah disebutkan sebelumnya bahwa kreatifitas adalah kemampuan menemukan hal-hal yang luar biasa dibalik hal-hal yang tampak biasa, kemampuan memunculkan ide-ide baru, menyelesaikan masalah dengan cara yang khas dan kemampuan untuk lebih meningkatkan imajinasi, perilaku dan produktivitas kita.
Hairunnisa dalam Let’s Be Creative! mengatakan bahwa ciri-ciri psikologis seseorang yang berjiwa kreatif adalah sebagai berikut:
1. Dorongan untuk menemukan keteraturan dalam keadaan kacau balau.
2. Minat menemukan masalah yang tidak umum dan juga penyelesaiannya.
3. Kemampuan membentuk kaitan-kaitan baru dan menantang anggapan tradisional.
4. Kemampuan menyeimbangkan kreasi gagasan dengan pengujian dan penilaian.
5. Hasrat untuk melenyapkan berbagai hal yang membatasi kemampuan.
6. Termotivasi oleh masalah/ tugas itu sendiri, bukannya oleh keuntungan lain, seperti uang atau popularitas.

Jika seseorang memiliki satu atau semua ciri-ciri tersebut maka itu berarti ia memiliki kemampuan yang lebih, dalam mengkondisikan moodnya, termasuk semangat belajarnya dengan cara-cara yang khas.
Ketika sebagian orang hanya terpaku pada satu titik, maka seorang yang berjiwa kreatif, ia memiliki lebih dari satu titik, hingga suatu saat ia mampu menyambungkan semua titik yang dimiliki sehingga menghasilkan sebuah garis yang mampu menjadi solusi bagi masalahnya.
Ketika sebagian orang hanya mampu melakukan hal-hal yang biasa dalam cara belajarnya, maka dia yang berjiwa kreatif mampu menemukan bahkan menghasilkan hal-hal yang luar biasa dalam cara belajarnya. Karenanya, ini akan sangat berpengaruh terhadap semangat belajar itu sendiri.
Orang yang hanya mampu melakukan hal yang biasa dalam cara belajarnya maka otomatis dia hanya mampu melakukan sesuatu yang memang sudah turun temurun. Misalnya, dia hanya akan belajar pada jam belajar kampus, dengan sumber buku yang berasal dari kampus, dan ketika dia merasa jemu dan lelah maka dengan cepat ia akan meninggalkan rutinitas belajar tersebut, dan inilah yang disebut mediokritas (suatu keadaan yang bersifat biasa-biasa saja atau sedang).
Berbeda halnya dengan orang yang berjiwa kreatif, ia akan mencari sesuatu yang luar biasa atau cara belajar yang luar biasa. Ia akan mencari waktu-waktu tertentu untuk belajar yang memang pada waktu-waktu tersebut otak mampu menyerap ilmu dengan baik, ia akan memanfaatkan sarana apa saja yang memang mampu membantu untuk menambah wawasannya. Karenanya, ketika ia merasa lelah (semangat belajarnya menurun), maka dengan cepat ia akan membuat sesuatu yang mampu me-charge kembali semangat belajarnya. Banyak cara yang bisa ia lakukan, misalnya dengan menuliskan kata-kata motivasi yang mampu memperbaharui semangatnya atau menuliskan target hidup yang harus dicapai, kemudian menempelkannya pada dinding kamar , pada cermin, atau tempat-tempat lain yang sering menjadi objek pandangannya. Sehingga, ketika terjadi penurunan semangat, maka kondisi tersebut tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Dari pembahasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa teramat penting peran sebuah kreativitas, dengan kreativitas kita mampu mengubah hal-hal yang biasa menjadi luar biasa termasuk dalam hal belajar. Seseorang mengatakan bahwa jika segala sesuatu dilakukan dengan biasa-biasa saja, maka hasil yang diperoleh pun biasa-biasa saja. Lain lagi jika kita mengerahkan seluruh kemampuan, seluruh potensi, termasuk potensi kreativitas yang kita miliki untuk mencapai sesuatu yang luar biasa!
Akhirnya keputusan ada pada diri kita sendiri. BIAZA atau RUAARR BIAZA??
MEDIOKRITAS atau KREATIVITAS??

Referensi:
Hairunnisa, Anita. 2006. Let’s Be Creative!. Bandung:Kaifa.
Yuliana. 2007. “Makna Kreativitas”. (online) Tersedia: http://ameeratuljannah.wordpress.com/2007/07/24/menumbuhkembangkan-kreativitas-anak. (9 November 2009)
Auliana. 2008. “Kreativitas”. (online)
Tersedia: http://lavender2night.multiply.com/journal/item/12. (9 November 2009)
Irwan SGM. 2008. “Potensi Otak Anda”. (online)
Tersedia: http://www.tranceformasiindonesia.com/?p=36. (9November)

KEPRIBADIAN DALAM PERSEPEKTIF ISLAM Senja Wijaya Rahmat 0900476 PPB A 2009

November 24, 2009

 

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan Allah dengan diberikan potensi akal pikiran dan hati nurani. Hal ini menjadi indikator dalam berbuat dan menentukan mana yang baik-buruk dan benar-salah. Dengan potensi ini manusia bisa menjadi manusia seutuhnya. Namun meski sama diberi akal dan hati, tapi ada perbedaan dalam aplikasi penggunaannya, manusia adalah makhluk individu yang berbeda dengan manusia lainnya. Hal yang membedakan itu diantaranya adalah kepribadian. Kepribadian adalah hal mutlak yang dimiliki manusia. Dalam membahas kepribadian, kita tidak bisa memisahkan aspek-aspek penting pada manusia itu sendiri, dan tidak bisa mementingkan salah satu aspek dengan mengabaikan aspek yang lain, contohya, hanya terpaku pada aspek badani saja dengan mengabaikan aspek ruh dan sebaliknya. Keduanya harus dalam koridor yang seimbang.“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakanu bagianmu dari (kenikmatan) dunia”(Al-Qashash:77). Ketika telah tercipta keseimbangan antara badani dan rohani (ruh) maka akan terwujudlah sosok manusia sempurna, seperti Rasul SAW, beliau adalah sosok pribadi sempurna, beliau sanggup menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dalam Persepektif barat, kajian mengenai kepribadian telah lama dipaparkan, diantara mereka bahkan ada yang telah mengelompokkan kepribadian dalam berbagai segi pembahasan, ada yang membahas dilihat dari segi jenis-jenis cairan di dalam tubuh (Hipocrates dan Galenus), segi Konstitusi dan segi Temperament (Krestchmer), dan karakteristik (Eduard Spanger). Namun, kebanyakan psikolog barat sering terjebak dalam persepsi mereka sendiri. Mereka mengutamakan kajian-kajian yang bersifat empiris sehingga sulit dilakukan dalam kajian psikolog(). Sejak berabad-abad silam, Al-Qur’an pun telah mengaji mengenai tipe-tipe kepribadian, tipe kepribadian dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga berdasarkan aqidah. Ini menunjukkan bahwa faktor utama dalam menilai kepribadian manusia menurut Al-Qur’an adalah aqidah dan ketaqwaan.“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu”(Al-Hujurat:13). Macam-macam Kepribadian Manusia dilahirkan dengan fitrah memeluk agama Allah yang hanif, namun perlu pengajaran dan bimbingan agar tidak menyimpang. Manusia pun diberikan kesenangan dan kecenderungan kepada hal-hal baik dan lapang, ini pun ditunjang dengan hati nurani yang Allah ciptakan. Namun, banyak orang mengabaikan kecenderungan ini, demi kesenangan semu, mereka berlaku hal-hal yang tidak senonoh (mengindahkan hati nurani). Sesungguhnya Allah memang memberi kebebasan kepada manusia untuk bertindak dan memilih sesuatu, namun semua itu tetap akan dimintai pertanggungjawaban,“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”(Al-Insaan:3). Hal diatas sangat erat kaitannya dengan kepribadian manusia, inilah salah satu dari sekian banyak pilihan-pilihan yang Allah SWT berikan kepada manusia, ada tiga tipe kepribadian menurut aqidak yang Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an, diantaranya tipe orang mukmin, orang munafik dan kafir. Berikut akan dijelaskan sedikit dengan ditinjau dari beberapa segi kehidupan, yaitu aqidah, akhlak, hubungan dengan manusia dan amaliahnya. Diantaranya: 1. Orang mukmin a. Beriman kepada rukun iman yang enam; b. Menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah, yaitu shalat, puasa, zakat dan sedekah; c. Amar ma’ruf nahi munkar (Menganjurkan hal baik dan melarang kemungkaran); d. Berbuat baik kepaada sesama; e. Amanah, sabar dan tawadhu’; f. Semangat dalam mencari ilmu; g. Memiliki fisik yang kuat, sehat, bersih, dan suci. Gambaran orang mukmin ini adalah sosok manusia sempurna dalam berbagai aspek kehidupan. Mampu menyelaraskan kehidupan dunia dan akherat. Tentu saja, sesuai dengan kemampuan manusia tanpa mengabaikan fitrahnya(Utsman, 2007:292). Kehidupan orang mukmin adalah kehidupan yang bahagia dan tentram. Sebab ia tak hanya bisa membahagiakan dirinya sendiri tapi oranglain. Pribadinya adalah pribadi yang dirindukan orang-orang. 2. Orang Munafik a. Ketidakteguhan mereka dalam bertauhid, mereka adalah sosok bermuka dua, yang tidak ingin disalahkan. Jika bertemu dengan umat islam mereka seolah pro terhadap tauhid dan jika bertemu dengan non-islam mereka bersikap antitauhid; b. Mereka menganjurkan kemungkaran dan melarang kebaikan; c. Tidak memiliki pendirian yang kuat danoportunis; d. Mereka ragu dan tidak mampu menetapkan hukum dan mengambil keputusan Orang munafik adalah sosok yang plin-plan dan tidak teguh dalam pendirian. Mereka cenderung mencari kesempatan untuk mengutamakan kepentingan mereka dibanding untuk masyarakat, tanah air dan agamanya. Allah telah menyiapkan balasan neraka untuk orang-orang munafik. 3. Orang Kafir a. Orang yang tidak bertauhid dan tidak beriman kepada rukun iman yang enam; b. Berbuat dzahlim dan tidak adil dalam berinteraksi dengan orang mukmin; c. Memutuskan tali silaturahmi; d. Mengikuti hawa nafsu dan gemar berbuat dosa; e. Benci dan dengki kepada orang mukmin; f. Sering membohongi hati nurani dan hatinya tertutup “Allah telah mengunci mata hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup.”(Al-Baqarah:7). Orang-orang kafir adalah orang-orang yang melupakan tujuan hidupnya dan keras dalam menerima dakwah. Sekali lagi, Allah telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih. Pada dasarnya semua manusia telah diberikan fitrah menerima agama Allah, bahkan kita semua telah mengadakan perjanjian dengan-Nya jauh sebelum kita lahir, kita mengakui bahwa Allah azza wa jalla adalah Tuhan kita. Al-Qur’an membagi kepribadian menjadi tiga, yang dibagi menurut segi aqidah, yaitu orang mukmin, orang munafik dan orang kafir. Kepribadian-kepribadiaan itu memiliki perbedaan signifikan dalam aplikasi kehidupannya. Manusia memiliki kebebasan dalam penentuan hidupnya. Namun, kebebasan ini suatu saat harus dipertaanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Dari ketiga kriteria yang telah dipaparkan, kriteria yang sempurna adalah menjadi seorang mukmin, seorang mukmin adalah jalannya akan senantiasa diridhoi oleh Allah SWT, sebab ia menginterpretasikan hidupnya untuk beribadah kepada-Nya. Referensi Al-Qur’an Said Az-Zahrani, Musfir. 2005. Konseling Timur. Jakarta: Gema Insani. Najati, Muhammad Utsman. 2007. Psikologi Qur’ani. Solo: Aulia Press.

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK Salamah Mutmainah 0901426 Jurusan Psikoligi Pendidikan dan Bimbingan

November 16, 2009

Percaya diri merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang,karena dengan percaya diri seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan,mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri. Percaya  diri menurut Thursan Hakim adalah :

“ rasa percaya diri dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya “.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan percaya diri seseorang akan mendapatkan keyakinan dalam dirinya untuk menggali segala potensi yang dimiliki agar ia dihargai dan dapat menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya.

Anak sangat perlu memiliki rasa percaya diri karena dengan percaya diri anak tidak akan selalu menggantungkan hidup pada orang lain. Anak yang mempunyai rasa percaya diri akan bertindak dan berbuat dengan penuh tanggung jawab. Percaya diri tidak bisa terbentuk begitu saja,ini tergantung pada faktor yang mempengaruhinya.

 

Ciri dan karakteristik perilaku percaya diri

Menurut beberapa ahli terdapat ciri–ciri dan karakteristik perilaku percaya diri diantaranya : menurut Anita lie ( 2004 :4 ) percaya diri pada anak mempunyai perilaku seperti : yakin pada diri sendiri,tidak bergantung pada orang lain,merasa dirinya berharga,tidak menyombongkan diri dan memiliki keberanian untuk bertindak.

 

 

 

Faktor  yang dapat mempengaruhi percaya diri anak

Keluarga sangatlah berpengaruh dalam pembentukan ini, karena keluarga merupakan yang pertama dan yang utama dalam pembentukan rasa percaya diri anak. Selain keluarga juga dipengaruhi oleh lingkungan,masyarakat dan pola asuh. Apabila keluarganya mendukung, anak akan lebih siap untuk mengembangkan diri dalam lingkungannya. Kurangnya percaya diri pada anak disebabkan karena perlakuan orang tua yang terlalu otoriter dan lingkungannya dan kurang memberikan rangsangan atau stimulus dan dorongan untuk memberikan kesempatan pada anak dalam menyelesaikan tugasnya.

Kurangnya percaya diri pada anak akan membuat anak selalu bergantung pada orang lain dan menarik diri dari lingkungannya. Anak yang kurang percaya diri akan terlihat tidak mandiri,karena kemandirian erat kaitannya dengan percaya diri. Maka dari itu perang keluaga khususnya orang tua sangatlah penting bagi anak.

 

Cara menumbuhkan kepercayaan diri pada anak

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dibutuhkan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Karena kemampuan berpikir dan pemahamannya masih sangat terbatas,karena itu pada anak dapat diberikan stimulus–stimulus secara bertahap dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

Anita Lie ( 2004 : 37 ) mengemukakan tahap–tahap dalam menumbuhkan percaya diri anak yaitu :

  1. Hargai anak dengan memperlakukannya sebagai pribadi yang utuh
  2. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan perasaannya sendiri
  3. Pamerkan hasil karya anak
  4. Tegurlah anak dengan penuh kasih dan jangan permalukan didepan umum.
  5. Berikan kesempatan pada anak untuk membantu orang lain.

 

 

 

 

Keunggulan atau kelebihan anak yang mempunyai kepercayaan diri

Keunggulan atau kelebihan anak yang punya kepercayaan diri ialah terlihat ceria dan bahagia dan punya keberanian dalam menjalani hidupnya. Anak seperti ini dapat mengatasi segala persoalannya dan tidak menarik diri dari lingkungannya serta dapat memperlihatkan potensi yang baik melalui presttasi yang dicapainya. Selanjutnya anak yang mempunyai rasa percaya diri akan mudah dipercaya oleh orang lain.

Jadi kepercayaan diri merupakan modal dasar seorang anak manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Ketika baru dilahirkan seorang anak sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasil bertahan hidup dan makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan sendiri.

Kehidupan keluarga yang hangat dan hubungan antar keluarga yang erat akan memberikan rasa aman. Selanjutnya rasa aman ini memungkinkan anak memperoleh modal dasar percaya diri dan mengembangkan modal dasar ini. Dengan percaya diri, anak akan bertumbuh dalam pengalaman dan kemampuan dan akhirnya menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.

 

Kesimpulan

Percaya diri harus dimiliki seorang anak untuk dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Rasa percaya diri ini harus ditanamkan sedini mungkin,ini dapat dilaksanakan dalam keluarga, diman orang tua yang menjadi panutan dan peran penting dalam memberikan rangsangan atau stimulus – stimulus untuk dapat meningkatkan percaya diri pada anak.

 

 

 

 

 

 

Referensi

  • Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri Anak. : Puspa Swara
  • Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Perrcaya Diri Anak. Jakarta : PT Elex Media Kompotindo
  • Yusuf, LN Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

 

Game Online Menjamur! Apa Pengaruhnya bagi Siswa? Gema Muhammad Shidiq 0901126 Jurusan PPB/A

November 16, 2009

Di zaman globalisasi ini, teknologi sudah semakin berkembang. Segala hal yang kita lakukan dapat kita selesaikan dalam waktu yang singkat dengan bantuan teknologi seperti ini. Informasi pun sangat mudah didapatkan, kita tidak perlu lagi sulit- sulit mencari informasi dari buku-buku (meski sebenarnya kita belum sepenuhnya bisa meninggalkan peran buku) , hanya cukup dengan membuka internet kita dapat mengakses informasi apapun yang kita inginkan. Selain untuk mendapat informasi kita juga bisa menggunakan internet sebagai sarana hiburan. Kita dapat bermain game yang berbasis network atau yang disebut juga game online. Game online inilah yang akan saya bahas pada artikel ini, khususnya yang saya bahas disini adalah bagaimana pengaruh game online terhadap perkembangan perilaku peserta didik. Game online dapat berpengaruh positif dan juga dapat berpengaruh negatif terhadap perilaku peserta didik.

 

Beberapa pengaruh positif bagi perilaku peserta didik dari game online yaitu:

 

 

dengan game online peserta didik dapat menambah wawasan  terhadap ilmu internet.

Hal ini saya rasakan sendiri,misalnya saja saat  sebelum mengenal game online wawasan saya terhadap internet sangatlah terbatas bahkan saya masuk siswa yang mungkin bisa dikatakan gaptek, tapi setelah saya berkecimpung dengan dunia ini, wawasan saya terhadap internet bertambah.

 

kedua para peserta didik dapat menambah relasi

Hal ini disebabkan karena game online memiliki fasilitas chatting. Fasilitas chatting yang diberikan disini lebih mengasyikan dibanding dengan aplikasi lain yang memiliki fasilitas chatting seperti facebook, friendster, twitter, MIRC dan aplikasi lainnya, sebab dalam game online, kita menggunakan karakter yang ada pada game online untuk melakukan chatting ,itulah mungkin salah satu alasan mengapa banyak wanita juga  yang begitu menyenangi game online.

 

Disamping beberapa pengaruh positif yang saya sebutkan diatas, game online juga memiliki pengaruh negatif bagi para peserta didik diantaranya yaitu:

 

game online butuh uang yang tidak sedikit.

Banyak sekali uang yang harus dikeluarkan agar karakter game online yang dimiliki para pemain/ user menjadi yang terbaik dan terkeren, sehingga sangat mungkin jika seorang peserta didik memakai uang iuran sekolahnya ataupun uang buku demi meningkatkan kualitas karakter game online yang ia miliki.

game online dapat meningkatkan kadar emosi dan agresivitas para peserta didik.

seseorang yang terlalu sering atau bahkan tidak pernah berhenti bermain game online cenderung kadar emosi dan agresivitasnya meningkat. Peserta didik pada khususnya cenderung akan sulit mengendalikan emosi mereka yang masih labil, mereka akan sulit untuk mengendalikan amarah dan cenderung akan mudah putus asa jika mereka mengalami kegagalan. Hal ini telah diteliti oleh seorang ilmuwan dari jepang bernama Akio Mori, seorang professor dari Tokyo’s Nihon University. Dia meneliti bahwa video game dapat mengakibatkan penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah dalam hubungan sosial, tidak konsentrasi, dan lain sebagainya.

 

game online dapat menghambat kemampuan peserta didik            dalam menjalin hubungan sosial.

Seperti yang dikemukakan oleh Akio Mori bahwa salah satu pengaruh penurunan aktivitas gelombang otak depan yang disebabkan game online salah satunya adalah munculnya masalah dalam hubungan sosial. Masalah seperti ini akan menimbulkan suatu pengaruh yang signifikan khususnya bagi peserta didik, sebab peserta didik akan kesulitan untuk bergabung dengan lingkungan sekitarnya, sebab biasanya peserta didik yang menjadi game online player akan mencoba membuat kelompok sendiri dengan peserta didik lainnya yang juga merupakan game online player. Jika hal seperti ini terus dibiarkan maka peserta didik, khususnya remaja akan kesulitan dalam bermasyarakat saat peserta didik tersebut beranjak dewasa. Ini disebabkan karena tidak terpenuhinya secara optimal salah satu tugas perkembangan saat masa remaja yaitu pengembangan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok (William Kay, dalam Syamsu Yusuf, 2008:72).

 

game online dapat membuat kesehatan para peserta didik menurun.

hal ini sangat mungkin terjadi, sebab bermain game online membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kita bisa saja lupa waktu karenanya. Kita bisa saja lupa makan, lupa untuk berolahraga, dan melupakan kondisi fisik.

Margaretha Soleman, M.Si, Psi menerangkan bahwa kecanduan game online dapat memberi dampak buruk secara fisik yaitu individu dapat terkena paparan cahaya radiasi komputer yang dapat merusak saraf mata dan otak. Kesehatan jantung  juga dapat menurun akibat bergadang 24 jam bermain game online. Ginjal dan lambung juga terpengaruh akibat banyak duduk, kurang minum, lupa makan karena keasyikan main. Berat badan menurun karena lupa makan, atau bisa juga bertambah karena banyak ngemil dan kurang olahraga. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh menurun akibat kurang olahraga. Yang paling parah adalah dapat mengakibatkan kematian.

Pada kesimpulannya, saya berpendapat bahwa game online tidaklah sepenuhnya berpengaruh buruk sebab terdapat juga pengaruh-pengaruh positif yang terdapat pada game online, namun ada baiknya jika kebiasaan bermain game online dibatasi dan hanya dilakukan sekedar untuk hiburan saja, sehingga cita-cita yang diimpiankan oleh para peserta didik tidak akan terbengkalai dan lenyap ditelan kesia-siaan.

 

 

 

Referensi :

Astutik,Sri. 2009. “Dampak Game Online” [online] tersedia:

http://ksupointer.com/2009/dampak-game-online. [27 oktober 2009]

 

Yusuf,Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Offset.