Kiki Rizqi Nadratushalihah
0900783 PPB A 2009
A. Latar Belakang Masalah
Dosen mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya.
Sehubungan dengan ini, G. F. Moody (Rochman Natawidjaja, 31 ; 1988) mengemukakan pendapatnya,”bahwa sesungguhnya keberhasilan dari suatu masyarakat yang teratur sangat tergantung kepada dosen. Menurutnya, dosen harus sadar, bahwa dia memberikan pengabdian yang paling tinggi kepada masyarakat.
Peranan yang demikian strategis itu akan semakin nampak, jika dikaitkan dengan kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan..dosen mengemban sekurang-kurangnya tiga tugas pokok : (Darji dalam Rochman Natawidjaja,31 : 1988):
Tugas Profesional, yaitu tugas yang berkenaan dengan profesi.yang mencakup tugas mendidik, yaitu mengembangkan pribadi mahasiswa, mengajar, yaitu mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa, dan melatih, yaitu mengembangkan keterampilan mahasiswa.
Tugas Manusyawi (human responsibility) yaitu tugasnya sebagai manusia. dosen bertugas mewujudkan dirinya untuk menempatkan dirinya dalam keseluruhan kemanusiaan sesuai dengan martabat manusia.
Tugas Kemanusiaan (civic mission), yaitu tugas dosen sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang berfungsi sebagai perancang masa depan dan penggerak kemajuan.
Dari uraian tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar peran dosen merupakan hubungan antarpribadi, ini berarti bahwa proses belajar mengajar bukan semata-mata merupakan kegiatan instruksional. Banyak sekali efek pengiring disamping efek instruksional yang terekam oleh mahasiswa waktu terjadi belajar mengajar. Jadi, dalam belajar mengajar dosen itu selalu membimbing mahasiswanya. Dengan kata lain, saat itu dosen menerapkan peran bimbingan dalam proses belajar mengajar.
A. Konsep Serta Peran Bimbingan dan Koseling dalam Proses Belajar Mengajar
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur terpadu dalam keseluruhan dalam program pendidikan lingkungan perguruan tinggi.
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi adalah suatu proses pemberian bantuan kepada mahasiswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mahasiswa tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar. Dengan demikian, ia dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.
Bimbingan dan konseling diperguruan tinggi mewarnai seluruh aktifitas yang diselenggarakan dipergruan tinggi termasuk dalam pross belajar mengajar karena bimbingan dan konseling itu mempunyai peran yang strategis dalam megembangkan potensi manusia yang ada diperguruan tinggi.
Peran bimbingan dan konseling dalam proses belajar mengajar merupakan salahsatu kompetensi dosen yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadinya. Dalam hal ini, peran bimbingan dan konseling itu merupakan kompetensi penyesuaian interaksional yang merupakan kemampuan dosen untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik mahasiswa dan suasana belajar mahasiswa.
Peran Bimbingan seorang dosen sebagai penyesuaian interaksional dalam proses belajar mengajar yang bermakna itu dapat diartikan sebagai perlakuan dosen terhadap mahasiswa dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Perlakuan terhadap mahasiswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang lebih maju, serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.
Sikap positif dan wajar terhadap mahasiswa
Perlakuan terhadap mahasiswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan.
Pemahaman mahasiswa secara empatik
Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan mahasiswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan mahasiswa menjadi individu yang lebih dewasa.
B. Peran Bimbingan dalam Kegiatan Belajar Mahaiswa
Pribadi dosen merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa. pribadi dosen, dalam hal ini mencakup tentang mengajar, kekuatan pribadinya, serta pandangan hidupnya, termasuk pandangan kepeduliannya tentang bimbingan. Hal tersebut sangat mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa, ketika dosen memiliki pribadi yang baik, maka ia akan sangat peduli terhadap perkembangan belajar mahasiswanya. ketika dosen memiliki kepekaan, sansitivitas dan pemahaman terhadap perkembangan mahasiswa, maka akan tercipta suatu keharmonisan yang sangat baik dan akan menciptakan suasana belajar kondusif dan nyaman dalam proses pembelajaran dikelas.
C. Peran Bimbingan dalam Interaksi Dosen Mahasiswa dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar itu terdapat tiga aspek kegiatan pokok yang selalu terjadi, yaitu pengajaran, (instruction), kepemimpinan(leadership), dan penilaian(evaluation). Dalam hubungan ini, aspek kepemimpinan merupakan aspek yang sangat penting karena proses belajar mengajar merupakan pelaksanaan suatu rencana pengajaran yang memerlukan kemampuan dosen dalam memimpin kegiatan. Dalam kepemimpinan, ada unsur pokok peran bimbingan, yaitu memberi kemudahan, (facilitation) dan pemeliharaan (maintenance).
Untuk memberi kemudahan, dosen berusaha :
Menciptakan suasana kerja sama dan mempersatukan upaya didalam kelas;
Membanngun tolak ukur tindakan dan mengordinasikan prosedur kerja,
Memperbaiki suasana kelas dengan mengunakan cara penyelesaian masalah kerja:
Mengubah atau memodifikasi suasana dalam system kelas.
Untuk memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar, sepatutnya dosen menunjukkan sikap terbuka, empatik, keikhlasan (genineness), dan kemantapan emosional.
Fungsi pemeliharaan (maintenance) meliputi unsur-unsur :
Memelihara dan meningkatkan semangat mahasiswa
Menengahi pertentangan atau konflik supaya menjadi suasana yang bermanfaat.
Membantu kelompok siswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan
Mengurangi rasa tertekan (stress) dan kecemasan.
Memelihara iklim psikologi kelas supaya terjadi suasana gembira, bersemangat kerja, berkompetisi secara sehat, tiada tekanan serta terpupuk keinginan untuk maju dan berprestasi
D. Peran Bimbingan dalam Interaksi Manusiawi
Mengajar tidak hanya melimpahkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.melainkan merupakan suatu proses interksi manusiawai yang mendalam guna mengembangkan kedewasaan mahasiswa.
Hal ini menunjukkan pentingnya peranan interkasi manusiawi dalam rangka proses belajar mengajar
James E.Weigend berpendapat, “bahwa proses belajar mengajar terpusat pada diri mahasiswa dengan membangun kondisi atau suasana belajar yang menyenagkan, serta memanfaatkan kompetensi dosen, terarah pada pendidikan yang mempribadi (personaling education) melalui interksi manusiawi antara mahasiswa dan dosen.
Kondisi atau suasana belajar yang menyenangkan itu dikhususkan pada unsur-unsur berikut :
Kebebasan untuk menjelajah (explor)
Suasana belajar yang baik memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan dan cara yang bervariasi. Mahasiswa tidak diarahkan untuk hanya menggunakan satu cara dalam menyelesaikan masalah. Di kampus terkadang, dosen seakan-akan memaksa mahasiswanya untuk menggunakan satu cara saja, misalnya dalam menyelesaikan masalah fisika, dosen melatih siswanya untuk menggunakan jalan tungal yang menurut pendapatnya merupakan jalan yang paling mudah. Hal itu mungkin dapat mempercepat penyelesaian dalam mengerjakan soal-soal fisika, tetapi mahasiswa tidak diberi kesempatan untuk belajar kreatif
Waktu yang cukup untuk menjelajah
Kecukupan waktu ini disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa. Kondisi ini sangat penting,mengingat bahwa proses belajar itu menyangkut proses berpikir, dan berpikir itu memerlukan waktu. Waktu yang dibutuhkan ntuk berfikir itu berfariasi diantara para mahasiswa.
Seorang mahasiswa yang tidak cukup diberi waktu untuk berpikir sesuai dengan kemampuannya,cenderung unuk lekas putus asa.
E. Penutup
Dengan memperhatikan uraian tersebut, tampak bahwa peran bimbingan dalam proses belajar mengajar yang diwujudkan melalui interaksi manusiawi antara dosen dan mahasiswa mempunyai peran penting dalam melestarikan hasil belajar mahasiswa dalam hasil pendidikan yang mempribadi, suasana kelas yang dilatarbelakangi interaksi manusiawi itu mendorong dosen untuk bukan hanya sekedar memindahkan pengetahuan kepada mahasiswa, melainkan mendorong mahasiswa untuk belajar.
Proses seperti itu akan melipatgandakan kebermaknaan belajar bagi mahasiswa yang bersangkutan.kebermaknaan belajar bagi mahasiswa itulah yang merupakan penunjang yang sangat penting untuk mencapai prestasi belajar yang sesungguhnya. Dalam keadaan itu, belajar bukan lagi menjadi beban bagi mahasiswa, melainkan menjadi suatu kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan Juntika A. (2006) Bimbingan dan Konseling dalam Latar Berbagai Kehidupan. Bandung : PTRefika Aditama
LN Syamsu Y dan Nurihsan Juntika A. (2005) Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA